Minggu, 19 Mei 2013

Mamalia


 
Rusa Sambar (Cervus unicolor)


 
Klasifikasi :

Rusa Sambar (Cervus unicolor)
Phyllum                : Chordata
Subphyllum          : Vertebrata
Classis                  : Mammalia
Ordo                     : Artiodactyla
Sub Ordo             :  Ruminansia
Familia                 : Cervidae
Genus                   : Cervus
Species                 : Cervus unicolor





Morfologi
Para ahli mendekripsikan, secara morfologi rusa mempunyai ukuran tubuh kecil, tungkai pendek, ekor panjang, dahi cekung, gigi seri relatif  besar, bulu berwarna gelap, coklat kekuning-kuningan pada punggungnya. Rangga relatif besar, panjang dan ramping, cabang depan pertama mengarah ke depan, cabang belakang kedua mengarah ke depan, cabang belakang kedua terletak  pada satu garis dengan cabang belakang pertama, umumnya lebih panjang dari cabang depan kedua dan cabang belakang kedua dari kiri dan kanan sejajar. Sedangkan FAO di dalam laporan inventarisasi mamalia besar di Pulau Komodo menjelaskan bahwa jenis rusa ini secara umum mempunyai bulu yang berwarna keabu-abuan agak coklat kekuning-kuningan. Tinggi bahi rusa jantan dewasa 1,10 m dengan berat 102 kg. Rusa ini memiliki kaki lebih pendek dari rusa sambar, tinggi bahunya 1,10 m dan panjang tubuhnya mencapai 1,60 m.
Rusa ini mempunyai ukuran rangga yang relatif besar, langsing dan panjang. Lebar dan panjang rangga maksimal mencapai 120 mm dan 750 mm. Rusa jantan tidak mempunyai rangga yang bertulang dan biasanya berganti dan diperbaharui dengan bentuk yang sangat teratur dan pada umumnya bercabang enam.
Pada masa pertumbuhan ranggah, mempunyai banyak pembuluh darah dan jaringan syaraf dan berwarna hitam, serta diselimuti kulit yang halus dengan bulu yang lembut  dikenal dengan sebutan velvet antler. Berikutnya ranggah rusa yang telah berkembang maksimal akan berhenti pertumbuhannya dan mengalami kalsifikasi, yaitu pembuluh darah dan jaringan syaraf menjadi mati, jaringan cartilago mengalami pengerasan (tulang) dan fase ini disebut dengan tahap ranggah keras.
Tahap ranggah keras ditandai dengan tingkah laku rusa yang mengasahkan ranggahnya pada benda keras sehingga kulitnya mengelupas. Pada akhir tahap ranggah keras, ranggah akan tanggal, berikutnya ranggah rusa yang baru akan tumbuh lagi. Peristiwa ini disebut dengan siklus pertumbuhan ranggah
Rusa disebut-sebut sangat peka terhadap makhluk asing baik itu manusia maupun predator. Pada jarak 300 meter rusa sudah dapat mengetahui kedatangan makhuk lain bila kedatangan searah dengan arah angin karena rusa mempunyai penciuman yang sangat tajam. Sebaliknya apabila kedatangannya berlawanan dengan arah angin, rusa dapat didekati sampai jarak beberapa meter saja.
Rusa juga mempunyai daya adaptasi yang sangat tinggi terhadap kondisi lingkungannya. Rusa juga termasuk mamalia besar yang ketergantungan hidupnya pada air sangat kecil sehingga ia dapat menyesuaikan diri pada tempat-tempat kering dan dapat berjalan jauh untuk memenuhi kebutuhan airnya.


Anatomi
                                                                               



Sistem Reproduksi
Dilihat dari segi reproduksi, rusa termasuk satwa liar yang produktif, masa aktif reproduksi rusa dimulai dari umur 1,5 tahun- 12 tahun dan umur maksimum yang dapat dicapai sekitar 15-20 tahun Di China rusa mampu beradaptasi pada habitat dengan iklim yang berubah-ubah Di zona temperate, musim kawin rusa white-tailed (Odocoileus virginianus) sangat dipengaruhi oleh iklim, akan tetapi ruminansia ini dapat kawin sepanjang tahun jika hidup di kawasan tropis.
Karakteristik reproduksi rusa jantan mempunyai korelasi dengan tahap pertumbuhan ranggah. mengemukakan bahwa pertumbuhan rangggah rusa jantan yang hidup di daerah tropis sama dengan rusa jantan di daerah empat musim yang melewati empat tahap pertumbuhan ranggah yaitu: pedicle, velvet, ranggah keras dan lepas ranggah (casting). Beberapa peneliti juga mengemukakan bahwa aktivitas reproduksi rusa jantan di daerah empat musim mempunyai siklus yang berhubungan dengan tahap pertumbuhan ranggah.  Sedangkan siklus reproduksi rusa tropis diyakini tidak dipengaruhi oleh panjang hari. mengemukakan adanya perbedaan aktivitas reproduksi pada tahap ranggah keras dan velvet pada rusa timor. Dimana aktivitas reproduksi tertinggi terjadi pada tahap ranggah keras. Diperkuat oleh hasil penelitian Handarini bahwa kualitas semen rusa timor lebih tinggi pada tahap ranggah keras dibandingkan ranggah velvet. Dapat dikatakan untuk rusa tropis aktivitas reproduksi erat kaitannya dengan pertumbuhan ranggah.
Fungsi ranggah selain sebagai penanda aktifitas reproduksi dengan cara menggaruk-garukkan ranggah pada batang pohon, membuat tanda teritori yang tidak boleh dijamah pejantan lain, juga digunakan sebagai alat perlindungan diri pada saat perkelahian untuk memperebutkan rusa betina.
Pada kelompok rusa ketika memasuki musim kawin, pejantan akan berkompetisi dengan pejantan lain untuk dapat menguasai kelompok betina yang dapat dikawininya. Sifat kompetisi ini akan membentuk suatu susunan kekuatan penguasaan yang disebut hierarki, pejantan yang dapat menguasai kelompok betina disebut pejantan dominan. Sedangkan sifat mengumpulkan beberapa ekor betina oleh seekor pejantan disebut pengumpulan harem. Beberapa penelitian melaporkan bahwa pada beberapa spesies rusa tropis pada saat musim kawin mengeluarkan suara yang khas, lebih ganas, berguling dan berendam dalam lumpur, seperti pada rusa sambar dan rusa totol


Organ reproduksi
Organ reproduksi Rusa Betina yaitu:
·         Ovarium
·          Tuba Falopii (oviduct)
·          Uterus
·           Serviks
·         Vagina
Organ reproduksi Rusa Jantan yaitu:
·         Testis
·          Scrotum dan Cauda Spermaticus
·         Epididymis
·          Vas Deferens dan Urethra
·  Kelenjar-kelenjar tambahan terdiri dari:Kelenjar vesicular, Kelenjar Prostate, Kelenjar Bulbourethral atau Cwoper.



Fertilisasi

Rusa sambar memperlihatkan masa reproduksinya  di tandai dengan tingkah laku yang lebih jinak dari pada  dalam keadaan biasanya. Masa reproduksi pada rusa sambar betina terlihat antara bulan Juli hingga Agustus. Selang beranak antara yang pertama dan kedua berjarak satu tahun dua bulan, sedangkan lama kebuntingannya adalah  antara 250-285 hari. Di zona temperate, musim kawin rusa white-tailed (Odocoileus virginianus) sangat dipengaruhi oleh iklim, akan tetapi ruminansia ini dapat kawin sepanjang tahun jika hidup di kawasan tropis.
Di China rusa mampu untuk beradaptasi pada habitat dengan iklim yang berubah-ubah. Di zona temperate, musim kawin rusa white-tailed (Odocoileus virginianus) sangat dipengaruhi oleh iklim, akan tetapi ruminansia ini dapat kawin sepanjang tahun jika hidup di kawasan tropis. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa tingkah laku kawin rusa Sambar muncul antara bulan Juni hingga Agustus. Peneliti menduga bahwa musim kawin rusa Sambar endemik Bengkulu dapat berlangsung sepanjang tahun tanpa ada pengaruh musim (hujan ataupun kemarau). Untuk mendukung hipotesa tersebut, maka gejala estrus dan siklus estrus betina harus diketahui secara tepat dan cepat disertai bukti ilmiah.
Gejala/tanda-tanda eksternal esterus betina merupakan factor utama dalam proses siklus kawin rusa yang mana tanda ini sangat berpengaruh untuk memberikan sinyal terhadap pejantan bahwa rusa betina siap untuk dikawini. Apabila tanda-tanda tidak kelihatan ,maka kegiatan reproduksi rusa otomatis akan terhambat dikarenakan sang pejantan tidak tau kapan betina siap dikawini.
Durasi esterus betina merupakan juga factor penting dalam siklus kawin rusa karena dengan mengetahui berapa lama durasi esterus rusa betina maka kita dapat mempersiapkan pejantan untuk mengawini rusa betina, sehingga kita tidak kehilangan saat-saat dimana rusa betina sedang esterus.

Sistem Pencernaan 

Proses pencernaan dimulai dari         :
Mulut–Kerongkongan–Ventriculus–Duodenum–leum–Rectum–Anus
Pencernaan dimulai dari mulut kemudian rumput atau dedaunan dikunyah sekedarnya dengan dicampur air ludah masuk ke esophagus, terus di simpan dalam rumen. Kemudian ketika kambing istirahat bahan rumput itu dikeluarkan dari rumen sedikit demi sedikit untuk dikunyah lagi. Setelah halus bahan rumput itu ditelan kembali masuk ke dalam reticulum. Perjalanan selanjutnya ke omasum terus ke abomasums dan akhirnya masuk ke intestinum  dan berakhir di anus.


Organ pencernaan
1.    Cavum oris
2.    Faring
3.    Esofagus
4.    Retikulum
5.    Omasum
6.    Abomasum
7.    Ventrikulus
8.    Intestinum crassum
9.    Intesinum tenue
10.  Rectum
11.  Anus
12.  Vesica felea
13.  Rumen
  Sistem Respirasi
      Udara masuk ke hidung (nares) terus melalui mulut, selanjutnya melalui faring dan laring, kemudian masuk ke trakea terus bercabang menjadi bronchi yang berada dalam cavum throracalis. Tiap bronchi bercabang lagi dalam pulmo menjadi bronchioli dan berakhir dengan alveolus. Gelembung alveolus ini diliputi oleh pembuluh kapiler dan padanya terjadi pertukaran zat O2 –CO2 sebagai respirasi luar.
Organ respirasi
1.    Trancheolus
2.    Branchiolus
3.    Pulmo



Sistem Gerak 

Alat gerak pada manusia dan  hewan mamalia adalah tulang dan otot. Tulang disebut alat gerak pasif, sedangkan otot disebut alat gerak aktif karena kemampuannya berkontraksi sehingga dapat menggerakkan tulang. Sistem gerak pada mamalia adalah  tulang dan otot
Sistem Skeleton
           Skeleton sebagian besar terdiri atas tulang keras dan tulang rawan pada permukaan sambungan –sambungan dan pada bagian tertentu. Di samping tulang rawan terdapat tulang membran. Tulang tempurung kepala keras dan merupakan suatu kotak. Pada permukaan sebelah posterior terdapat lubang foramen  yang dilalui oleh medulla spinalis yang berhubungan  dengan ota. Columna vertebralis tersusun sedemikian rupa sehingga lentur, sebagai pendukung tubuh dan pelindung medulla spinalis (nerve cord)

   Sistem Sirkulasi
Sistem sirkulasi, terdiri atas jantung terbungkus oleh kantung pericardium yang terdiri atas dua lembaran yakni lamina penistalis sebelah luar dan lamina viceralis yang menempel pada dinding jantung sendiri. Di antara kedua lembar terbentuk cavum pericardi. Jantung terbagi atas empat ruang yakni atrium snistrum dan dextrum, ventriculum dextrum dan sinistrum. Peredaran darah dari jantung ke paru-paru adalah sama, dari ventriculum sinistrum ke tubuh adalah berbeda, karena pada mamalia melalui sinistrum ke tubuh adalah berbeda. System vena terdiri atas sepasang vena jugularis dari daerah kepala, leher.
Organ sirkulasi:
1.    Aorta
2.    Arteri
3.    Atrium kanan
4.    Ventrikel kanan
5.    Ventrikel kiri
6.    Atrium kiri
 
   Sistem Ekskresi
Paru-paru – kulit – Ginjal – Hati
  • Ginjal berbentuk seperti kacang, ruang median ginjal yang disebut pelvis renali berhubungan dengan kandung kemih melalui ureter
  •   Memiliki saluran yang terpisah dan tidak memiliki kloaka
  •   Saluran pembuangan sisa pencernaan melalui anus, urin, dan saluran melalui vagina dan penis
Terdapat dua buah ren terletak di daerah lumbalis. Cairan urin akan keluar darimasing-masing ren ke bawah melalui ureter ditampung sementara dalam vesica urinaria yang terletak di media ventralis dari rectum. Secara periodic musculus dinding vesica urinaria berkotraksi sehingga urin akan keluar melalui uretra.  Pada hewan betina berakhir pada aperture urogenitalis, tapi pada hewan jantan uretra berada pada penis merupakan jalan umum untuk urin dan cairan sperma. Proses pembersihan darah dalam ren adalah proses filtrasi dan reabsorbsi selektif


Sistem Endokrin
Kelenjar Pituitari
Kelenjar pituitari ini dikenal sebagai master of glands (raja dari semua kelenjar) karena pituitari itu dapat mengkontrol kelenjar endokrin lainnya. Sekresi hormon dari kelenjar pituitari ini dipengaruhi oleh faktor emosi dan perubahan iklim.
a.       Hipofisis anterior:
Hormon
Somatotropin(untuk pembelahan sel,pertumbuhan)
Hormon tirotropin(sintesis hormon tiroksin dan pengambilan unsur yodium)
Hormon Adrenokortikotropin(merangsang kelenjar korteks membentuk hormon)
Hormon Laktogenik(sekresi ASI)
Hormon Gonadotropin( FSH pada wanita pemasakan folikel, pada pria pembentukan spermatogonium; LH pada wanita pembentukan korpus luteum,pada pria merangsang sel interstitial membentuk hormon testosteron)
b. Hipofisis Medula(membentuk hormon pengatur melanosit)
c.  Hipofisis posterior
Hormon oksitosin(merangsang kontraksi kelahiran)
Hormon Vasopresin( merangsang reabsorpsi air ginjal).
Organ
Hormon
Fungsi Hormon
Rahim dan kelenjar susu
oksitosin
Memacu kontraksi rahim selama melahirkan dan pengeluaran air susu dari kelenjar susu
Ginjal
Hormon Anti Diuretik (ADH)
Mempertahankan kadar air dalam darah dengan meningkatkan penyerapan air dari ginjal
Kelenjar Tiroid
Hormon Pemacu Tiroid (TSH)
Memacu pembentukan dan pengeluaran hormon tiroid
Kelenjar Adrenal
Adrenokortikotropik hormon (ACTH)
Memacu pembentukan dan pengeluaran hormon steroid di korteks adrenal
Organ Reproduksi
Gonadotropin (LH, FSH)
Merangsang pembentukkan ovum dan sperma aerta sejumlah fungsi reproduktif lainnya
Kelenjar susu
prolaktin
Merangsang pembentukan pengeluaran hormon steroid air susu setelah melahirkan
Tulang dan otot
Hormon pertumbuhan (GH)
Merangsang pertumbuhan badan
 
 
Organ
Hormon
Fungsi Hormon
Paratiroid
Parathormon 
Meningkatkan kadar kalsium darah
Tiroid 
Kalsitonin 
Tiroksin
Menurunkan kadar kalsium darah 
Meningkatkan metabolismesel dan berperan penting dalam pertumbuhan serta pemasakan sel (tubuh) secara normal
Lambung
Gastrin
Mengatur sekresi asam lambung
Medula adrenal
Adrenalin
Respons segera terhadap stress, antara lain meningkatkan kadar gula darah dan curah jantung
Korteks adrenal
Glukokortikoid  (kortikosteron)
Mineralokortikoid
(aldosteron)
Regulasi metabolisme
 
Mengatur kadar elektrolit
ovarium
Esterogen  progesteron
Menginisiasi proliferasi endometrium 
Mempertahankan ketebalan endometrium
Testis
Androgen  (testosteron)
Mempertahankan pembentukan sperma,  Dan terlibat dalam perkemba



Sistem Koordinasi
sistem saraf
Cerebrum besar jika dibandingkan dengan keseluruhan otak. Serebelum juga besar dan berlobus lateral 2 buah. Lobus optikus ada 4 buah. Setiap bagian lateralnya dibagi oleh alur transversal menjadi lobus anterior dan posterior. Mempunyai telinga luar. Gelombang suara disalurkan melalui meatus auditori eksternal ke membran tympani. Telinga tengah mengandung 3 buah osikel auditori. Koklea agak berkelok. Mata tidak mengandung pekten (seperti yang terdapat pada burung). Di banding dengan vertebrata yang lebih rendah, maka pada kelinci membran olfaktori lebih luas, organ pembau lebih efektif, karena membran olfaktori itu lebih luas. Hal itu disebabkan karena papan-papan tulang dalam rongga hidung bergulung-gulung membentuk kurva



DAFTAR PUSTAKA
Aryani, Drah, dan Muslim .Choirul. 2007. Biologi : Jakarta
http://gurungeblog.wordpress.com/2008/11/23/sistem-pencernaan-pada-hewan/









Tidak ada komentar:

Posting Komentar