Rusa Sambar (Cervus
unicolor)
Klasifikasi
:
Phyllum
: Chordata
Subphyllum
: Vertebrata
Classis
: Mammalia
Ordo
: Artiodactyla
Sub Ordo
: Ruminansia
Familia
: Cervidae
Genus
: Cervus
Species
: Cervus unicolor
Morfologi
Para ahli mendekripsikan, secara morfologi rusa mempunyai ukuran
tubuh kecil, tungkai pendek, ekor panjang, dahi cekung, gigi seri relatif
besar, bulu berwarna gelap, coklat kekuning-kuningan pada punggungnya.
Rangga relatif besar, panjang dan ramping, cabang depan pertama mengarah ke
depan, cabang belakang kedua mengarah ke depan, cabang belakang kedua
terletak pada satu garis dengan cabang belakang pertama, umumnya lebih
panjang dari cabang depan kedua dan cabang belakang kedua dari kiri dan kanan
sejajar. Sedangkan FAO
di dalam laporan inventarisasi mamalia besar di Pulau Komodo menjelaskan bahwa
jenis rusa ini secara umum mempunyai bulu yang berwarna keabu-abuan agak coklat
kekuning-kuningan. Tinggi bahi rusa jantan dewasa 1,10 m dengan berat 102 kg.
Rusa ini memiliki kaki lebih pendek dari rusa sambar, tinggi bahunya 1,10 m dan
panjang tubuhnya mencapai 1,60 m.
Rusa ini mempunyai ukuran rangga yang relatif besar, langsing dan
panjang. Lebar dan panjang rangga maksimal mencapai 120 mm dan 750 mm. Rusa
jantan tidak mempunyai rangga yang bertulang dan biasanya berganti dan
diperbaharui dengan bentuk yang sangat teratur dan pada umumnya bercabang enam.
Pada masa pertumbuhan ranggah, mempunyai banyak pembuluh darah dan
jaringan syaraf dan berwarna hitam, serta diselimuti kulit yang halus dengan
bulu yang lembut dikenal
dengan sebutan velvet antler. Berikutnya ranggah rusa yang telah
berkembang maksimal akan berhenti pertumbuhannya dan mengalami kalsifikasi,
yaitu pembuluh darah dan jaringan syaraf menjadi mati, jaringan cartilago mengalami
pengerasan (tulang) dan fase ini disebut dengan tahap ranggah keras.
Tahap ranggah keras ditandai dengan tingkah laku rusa yang
mengasahkan ranggahnya pada benda keras sehingga kulitnya mengelupas. Pada
akhir tahap ranggah keras, ranggah akan tanggal, berikutnya ranggah rusa yang
baru akan tumbuh lagi. Peristiwa ini disebut dengan siklus pertumbuhan ranggah
Rusa disebut-sebut sangat peka terhadap makhluk asing baik itu
manusia maupun predator. Pada jarak 300 meter rusa sudah dapat mengetahui
kedatangan makhuk lain bila kedatangan searah dengan arah angin karena rusa
mempunyai penciuman yang sangat tajam. Sebaliknya apabila kedatangannya
berlawanan dengan arah angin, rusa dapat didekati sampai jarak beberapa meter
saja.
Rusa juga mempunyai daya adaptasi yang sangat tinggi terhadap kondisi
lingkungannya. Rusa juga termasuk mamalia besar yang ketergantungan hidupnya
pada air sangat kecil sehingga ia dapat menyesuaikan diri pada tempat-tempat
kering dan dapat berjalan jauh untuk memenuhi kebutuhan airnya.
Anatomi
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Sistem Reproduksi
Dilihat dari
segi reproduksi, rusa termasuk satwa liar yang produktif, masa aktif reproduksi
rusa dimulai dari umur 1,5 tahun- 12 tahun dan umur maksimum yang dapat dicapai
sekitar 15-20 tahun Di China rusa mampu beradaptasi pada habitat dengan iklim
yang berubah-ubah Di zona temperate, musim kawin rusa white-tailed (Odocoileus
virginianus) sangat dipengaruhi oleh iklim, akan tetapi ruminansia ini
dapat kawin sepanjang tahun jika hidup di kawasan tropis.
Karakteristik
reproduksi rusa jantan mempunyai korelasi dengan tahap pertumbuhan ranggah. mengemukakan
bahwa pertumbuhan rangggah rusa jantan yang hidup di daerah tropis sama dengan
rusa jantan di daerah empat musim yang melewati empat tahap pertumbuhan ranggah
yaitu: pedicle, velvet, ranggah keras dan lepas ranggah (casting).
Beberapa peneliti juga mengemukakan bahwa aktivitas reproduksi rusa jantan di
daerah empat musim mempunyai siklus yang berhubungan dengan tahap pertumbuhan
ranggah. Sedangkan siklus reproduksi rusa tropis diyakini tidak dipengaruhi
oleh panjang hari. mengemukakan adanya perbedaan aktivitas reproduksi pada
tahap ranggah keras dan velvet pada rusa timor. Dimana aktivitas
reproduksi tertinggi terjadi pada tahap ranggah keras. Diperkuat oleh hasil
penelitian Handarini bahwa kualitas semen rusa timor lebih tinggi pada tahap
ranggah keras dibandingkan ranggah velvet. Dapat dikatakan untuk rusa
tropis aktivitas reproduksi erat kaitannya dengan pertumbuhan ranggah.
Fungsi ranggah selain sebagai penanda aktifitas reproduksi dengan
cara menggaruk-garukkan ranggah pada batang pohon, membuat tanda teritori yang
tidak boleh dijamah pejantan lain, juga digunakan sebagai alat perlindungan
diri pada saat perkelahian untuk memperebutkan rusa betina.
Pada kelompok rusa ketika memasuki musim kawin, pejantan akan
berkompetisi dengan pejantan lain untuk dapat menguasai kelompok betina yang
dapat dikawininya. Sifat kompetisi ini akan membentuk suatu susunan kekuatan
penguasaan yang disebut hierarki, pejantan yang dapat menguasai kelompok betina
disebut pejantan dominan. Sedangkan sifat mengumpulkan beberapa ekor betina
oleh seekor pejantan disebut pengumpulan harem. Beberapa penelitian melaporkan
bahwa pada beberapa spesies rusa tropis pada saat musim kawin mengeluarkan
suara yang khas, lebih ganas, berguling dan berendam dalam lumpur, seperti pada
rusa sambar dan rusa totol
Organ reproduksi
Organ reproduksi Rusa Betina yaitu:
·
Ovarium
·
Tuba Falopii
(oviduct)
·
Uterus
·
Serviks
·
Vagina
Organ reproduksi Rusa Jantan
yaitu:
·
Testis
·
Scrotum dan
Cauda Spermaticus
·
Epididymis
·
Vas Deferens
dan Urethra
· Kelenjar-kelenjar
tambahan terdiri dari:Kelenjar vesicular, Kelenjar Prostate, Kelenjar
Bulbourethral atau Cwoper.
Fertilisasi
Rusa sambar memperlihatkan masa reproduksinya di tandai dengan
tingkah laku yang lebih jinak dari pada dalam keadaan biasanya. Masa reproduksi pada rusa
sambar betina terlihat antara bulan Juli hingga Agustus. Selang beranak antara yang pertama dan kedua berjarak satu tahun dua bulan,
sedangkan lama kebuntingannya adalah antara 250-285 hari. Di zona temperate, musim kawin rusa white-tailed (Odocoileus virginianus)
sangat dipengaruhi oleh iklim, akan tetapi ruminansia ini dapat kawin sepanjang
tahun jika hidup di kawasan tropis.
Di China rusa mampu untuk beradaptasi pada habitat dengan iklim yang
berubah-ubah. Di zona temperate, musim kawin rusa white-tailed
(Odocoileus virginianus) sangat dipengaruhi oleh iklim, akan tetapi
ruminansia ini dapat kawin sepanjang tahun jika hidup di kawasan tropis. Hasil
penelitian memperlihatkan bahwa tingkah laku kawin rusa Sambar muncul antara bulan
Juni hingga Agustus. Peneliti menduga bahwa musim kawin rusa Sambar endemik
Bengkulu dapat berlangsung sepanjang tahun tanpa ada pengaruh musim (hujan
ataupun kemarau). Untuk mendukung hipotesa tersebut, maka gejala estrus dan
siklus estrus betina harus diketahui secara tepat dan cepat disertai bukti
ilmiah.
Gejala/tanda-tanda eksternal esterus betina merupakan factor utama dalam
proses siklus kawin rusa yang mana tanda ini sangat berpengaruh untuk
memberikan sinyal terhadap pejantan bahwa rusa betina siap untuk dikawini.
Apabila tanda-tanda tidak kelihatan ,maka kegiatan reproduksi rusa otomatis
akan terhambat dikarenakan sang pejantan tidak tau kapan betina siap dikawini.
Durasi esterus betina merupakan juga factor penting dalam siklus kawin rusa
karena dengan mengetahui berapa lama durasi esterus rusa betina maka kita dapat
mempersiapkan pejantan untuk mengawini rusa betina, sehingga kita tidak
kehilangan saat-saat dimana rusa betina sedang esterus.
Sistem Pencernaan
Proses pencernaan dimulai dari :
Mulut–Kerongkongan–Ventriculus–Duodenum–leum–Rectum–Anus
Pencernaan dimulai dari mulut kemudian rumput atau dedaunan dikunyah
sekedarnya dengan dicampur air ludah masuk ke esophagus, terus di simpan dalam
rumen. Kemudian ketika kambing istirahat bahan rumput itu dikeluarkan dari rumen
sedikit demi sedikit untuk dikunyah lagi. Setelah halus bahan rumput itu
ditelan kembali masuk ke dalam reticulum. Perjalanan selanjutnya ke omasum
terus ke abomasums dan akhirnya masuk ke intestinum dan berakhir di anus.
Organ pencernaan
1.
Cavum oris
2.
Faring
3.
Esofagus
4.
Retikulum
5.
Omasum
6.
Abomasum
7.
Ventrikulus
8.
Intestinum crassum
9.
Intesinum tenue
10.
Rectum
11.
Anus
12.
Vesica felea
13.
Rumen
Sistem Respirasi
Udara masuk ke
hidung (nares) terus melalui mulut, selanjutnya melalui faring dan
laring, kemudian masuk ke trakea terus bercabang menjadi bronchi yang berada
dalam cavum throracalis. Tiap bronchi bercabang lagi dalam pulmo menjadi
bronchioli dan berakhir dengan alveolus. Gelembung alveolus ini diliputi oleh
pembuluh kapiler dan padanya terjadi pertukaran zat O2 –CO2 sebagai respirasi luar.
Organ
respirasi
1.
Trancheolus
2.
Branchiolus
3.
Pulmo
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Sistem
Gerak
Alat gerak pada manusia dan hewan mamalia adalah tulang dan otot. Tulang
disebut alat gerak pasif, sedangkan otot disebut alat gerak aktif karena
kemampuannya berkontraksi sehingga dapat menggerakkan tulang. Sistem gerak pada
mamalia adalah tulang dan otot
Sistem Skeleton
Skeleton
sebagian besar terdiri atas tulang keras dan tulang rawan pada permukaan
sambungan –sambungan dan pada bagian tertentu. Di samping tulang rawan terdapat
tulang membran. Tulang tempurung kepala keras dan merupakan suatu kotak. Pada
permukaan sebelah posterior terdapat lubang foramen yang dilalui oleh
medulla spinalis yang berhubungan dengan ota. Columna vertebralis
tersusun sedemikian rupa sehingga lentur, sebagai pendukung tubuh dan pelindung
medulla spinalis (nerve cord)
Sistem Sirkulasi
Sistem sirkulasi, terdiri atas jantung terbungkus oleh kantung pericardium
yang terdiri atas dua lembaran yakni lamina penistalis sebelah luar dan lamina
viceralis yang menempel pada dinding jantung sendiri. Di antara kedua
lembar terbentuk cavum pericardi. Jantung terbagi atas empat ruang yakni
atrium snistrum dan dextrum, ventriculum dextrum dan sinistrum. Peredaran darah
dari jantung ke paru-paru adalah sama, dari ventriculum sinistrum ke tubuh
adalah berbeda, karena pada mamalia melalui sinistrum ke tubuh adalah berbeda.
System vena terdiri atas sepasang vena jugularis dari daerah kepala,
leher.
Organ sirkulasi:
1.
Aorta
2.
Arteri
3.
Atrium kanan
4.
Ventrikel kanan
5.
Ventrikel kiri
6.
Atrium kiri
Sistem Ekskresi
Paru-paru – kulit – Ginjal – Hati
Terdapat dua buah ren terletak di daerah lumbalis. Cairan urin akan
keluar darimasing-masing ren ke bawah melalui ureter ditampung sementara dalam vesica
urinaria yang terletak di media ventralis dari rectum. Secara periodic
musculus dinding vesica urinaria berkotraksi sehingga urin akan keluar
melalui uretra. Pada hewan betina berakhir pada aperture urogenitalis,
tapi pada hewan jantan uretra berada pada penis merupakan jalan umum untuk urin
dan cairan sperma. Proses pembersihan darah dalam ren adalah proses filtrasi
dan reabsorbsi selektif
Sistem Endokrin
Kelenjar Pituitari
Kelenjar pituitari ini dikenal sebagai master of glands (raja dari semua
kelenjar) karena pituitari itu dapat mengkontrol kelenjar endokrin lainnya.
Sekresi hormon dari kelenjar pituitari ini dipengaruhi oleh faktor emosi dan
perubahan iklim.
a.
Hipofisis anterior:
Hormon Somatotropin(untuk pembelahan sel,pertumbuhan) Hormon tirotropin(sintesis hormon tiroksin dan pengambilan unsur yodium) Hormon Adrenokortikotropin(merangsang kelenjar korteks membentuk hormon) Hormon Laktogenik(sekresi ASI)
Hormon Gonadotropin( FSH pada
wanita pemasakan folikel, pada pria pembentukan spermatogonium; LH pada wanita
pembentukan korpus luteum,pada pria merangsang sel interstitial membentuk
hormon testosteron)
b. Hipofisis
Medula(membentuk hormon pengatur melanosit)
c. Hipofisis posterior
Hormon
oksitosin(merangsang kontraksi kelahiran)
Hormon Vasopresin( merangsang reabsorpsi air ginjal).
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Sistem Koordinasi
sistem
saraf
Cerebrum besar jika dibandingkan dengan keseluruhan otak. Serebelum juga
besar dan berlobus lateral 2 buah. Lobus optikus ada 4 buah. Setiap bagian
lateralnya dibagi oleh alur transversal menjadi lobus anterior dan posterior.
Mempunyai telinga luar. Gelombang suara disalurkan melalui meatus auditori
eksternal ke membran tympani. Telinga tengah mengandung 3 buah osikel auditori.
Koklea agak berkelok. Mata tidak mengandung pekten (seperti yang terdapat pada
burung). Di banding dengan vertebrata yang lebih rendah, maka pada kelinci
membran olfaktori lebih luas, organ pembau lebih efektif, karena membran
olfaktori itu lebih luas. Hal itu disebabkan karena papan-papan tulang dalam
rongga hidung bergulung-gulung membentuk
kurva
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
DAFTAR PUSTAKA
Aryani, Drah, dan Muslim .Choirul.
2007. Biologi : Jakarta
http://gurungeblog.wordpress.com/2008/11/23/sistem-pencernaan-pada-hewan/ |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Tidak ada komentar:
Posting Komentar